Senin, 31 Agustus 2009

Jurnal (Journal Entry)


Seperti yang telah dibahas di posting sebelumnya, definisi Jurnal adalah suatu catatan kronologis dari transaksi entitas. Setiap transaksi akuntansi yang terjadi, setelah bukti transaksinya lengkap, maka proses selanjutnya adalah Jurnal.

Jurnal merupakan salah satu bagian dari siklus akuntansi, dimana setiap langkah pelaksanaan Jurnal harus sesuai dengan perlakuan akuntansi. Mungkin anda masih ingat pada posting yang lalu, perlakuan akuntansi untuk setiap pos perkiraan. Ok, mungkin akan saya ulas kembali, bahwa:

1. Asset bertambah = debit, Asset berkurang = Kredit;
2. Liabilities bertambah = kredit, Liabilities berkurang = debit;
3. Capital bertambah = kredit, Capital berkurang = debit;
4. Revenue bertambah = kredit, Revenue berkurang = debit;
5. Expense bertambah = debit, Expense berkurang = kredit.


Memahami perlakuan akuntansi diatas sangatlah penting, karena akan menentukan anda untuk bisa atau tidaknya membuat Jurnal akuntansi. Setiap transaksi yang terjadi akan dikelompokkan kedalam pos-pos tersebut, tapi ingat ini hanya dasarnya saja, anda jangan terpaku hanya dengan dasar-dasar yang saya jelaskan, karena pada perusahaan besar yang transaksinya banyak, kelompok-kelompok atau pos-pos perkiraan seperti ini akan semakin berkembang, tergantung dari jenis perusahaan, banyaknya transaksi dan besar kecillnya perusahaan.

By the way, saya akan coba mulai menjelaskan dengan contoh transaksi-transaksi keuangan sbb:

#1/1-2009 Mr Daniel mendirikan pabrik yang bergerak dalam bidang usaha pakaian jadi, dengan nama PT X dan modal yang disimpan di bank sebesar Rp. 1.000.000.000,- , maka jurnalnya adalah:

Bank Account........ Rp. 1.000.000.000,-
Capital Mr daniel...................................Rp. 1.000.000.000,-



Penjelasan: Bank account/rekening bank adalah salah satu pos dari Current Asset (Harta Lancar* Nanti akan saya bahas di posting Chart Account/Perkiraan akuntansi), maka jika bertambah didebit (pos sebelah kiri) dan Capital bertambah dikredit).



#2/1-2009 PT X membeli tanah & bangunan untuk pabrik yang didirikannya, seharga Rp. 400.000.000,- , dengan harga masing-masing untuk tanah Rp. 200.000.000,- dan untuk bangunan Rp. 200.000.000,-. Pembayaran dilakukan dengan penerbitan Cheque , maka jurnalnya adalah:

Land PT X ..........Rp. 200.000.000,-
Building PT X .....Rp. 200.000.000,-
Bank Account ......................................Rp. 400.000.000,-


Penjelasan: Transaksi diatas adalah tanah & bangunan dan keduanya terdapat perbedaan perlakuan pada saat depresiasi (biasanya untuk perusahaan Manufaktur seperti garment, tanah tidak disusutkan), jadi adanya pemisahan Account untuk Land & Building. Land & building didebit karena merupakan salah satu pos dari Fixed Asset/Harta tetap, dan Bank Account dikredit, karena berkurang untuk pembayaran tanah & bangunan.



# 3/1-2009 PT X membeli perlengkapan kantor ke CV adira, seperti komputer, meja, dan kursi seharga Rp. 50.000.000,- secara kredit dengan syarat n/30 (jatuh tempo 30 hari setelah transaksi), maka jurnalnya adalah:



Furniture & Equipment ......Rp. 50.000.000,-
Account Payable - CV Adira ..........................Rp. 50.000.000,-



Penjelasan: Furniture & Equipment bertambah didebit karena akun ini masuk pos Fixed Asset dan Account payable bertambah dikredit.



# 4/1-2009 PT X membeli mesin jahit, mesin obras, mesin cutting dan mesin untuk keperluan pabrik garment lainnya sebesar Rp. 200.000.000,- secara kredit ke CV Sewing Pro dengan syarat n/15 (jatuh tempo 15 hari setelah transaksi), maka jurnalnya adalah:



Machinery .......................Rp. 200.000.000,-
Account payable - CV Sewing Pro ..........Rp. 200.000.000,-



Penjelasan: Machinery bertambah didebit dan Account payable bertambah dikredit.



# 10/1-2009 Untuk memenuhi order 1000 pcs jaket, PT X membeli bahan baku & asesories sebesar Rp. 30.000.000,- secara tunai dengan menerbitkan cheque, maka jurnalnya adalah:



Raw Material....Rp. 30.000.000,-
Bank Account ...........................Rp. 30.000.000,-



Penjelasan: Raw material merupakan salah satu pos akun Current Asset, maka bertambah didebit, dan bank account berkurang dikredit.



# 18/1-2009 Pelunasan hutang ke CV Sewing Pro sebesar Rp. 200.000.000,- dengan menerbitkan cheque, maka jurnalnya adalah:



Account Payable - CV Sewing Pro Rp. 200.000.000,-
Bank Account.........................................................Rp. 200.000.000,-



Penjelasan: Hutang berkurang didebit dan bank account berkurang dikredit.



# 20/1-2009 PT X menarik uang dibak sebesar Rp. 20.000.000,- untuk keperluan sehari-hari, yang disimpan di Petty cash (Cash Kecil) perusahaan, maka jurnalnya adalah:



Petty Cash...........Rp. 20.000.000,-
Bank Account....................................Rp. 20.000.000,-



Penjelasan: Petty cash bertambah didebit, Bank Account berkurang dikredit.



# 21/1-2009 PT X membeli solar seharga Rp. 10.000.000,- & keperluan pabrik sebesar Rp. 5.000.000,- secara tunai, maka jurnalnya adalah:



Biaya Solar.......................Rp. 10.000.000,-
Biaya Keperluan Pabrik.Rp. 5.000.000,-
Petty Cash................................................Rp. 15.000.000,-



Penjelasan: Sudah disebutkan sebelumnya, Expense bertambah didebit dan Petty cash berkurang dikredit.



# 25/1-2009 PT X mulai mengirim Jaket yang telah selesai dibuat sebanyak 500 pcs dengan harga jual Rp. 75.000,-/pcs, dengan syarat pembayaran n/5 (5 hari dari tanggal transaksi), maka jurnalnya adalah:



Account Receivable..Rp. 37.500.000,-
Revenue...........................................Rp. 37.500.000,-


Penjelasan: Piutang bertambah didebit dan Pendapatan bertambah dikredit.



# 26/1-2009 Pembayaran tagihan listrik & Air untuk bulan Januari 2009 Rp. 5.000.000,- secara tunai, maka jurnalnya adalah:



Biaya Listrik & Air..Rp. 5.000.000,-
Petty Cash.........................................Rp. 5.000.000,-



Penjelasan: Expense bertambah didebit dan Petty Cash berkurang dikredit


# 27/01-2009 Pengambilan uang dari bank untuk mengisi Petty cash Rp. 20.000.000,-, maka jurnalnya adalah:

Petty Cash .....Rp. 20.000.000,-
Bank Account.............................Rp. 20.000.000,-

Penjelasan: Petty cash bertambah didebit, Bank Account berkurang dikredit.


# 28/01-2009 Pembayaran biaya rupa-rupa sebesar Rp. 2.000.000,- dibayar tunai, maka jurnalnya adalah:

Others Expense...Rp. 2.000.000,-
Petty Cash.................................Rp. 2.000.000,-


Penjelasan: Others Expense bertambah didebit, Petty cash berkurang dikredit.


# 29/01-2009 Pengiriman Jaket yang kedua ke buyer sebanyak 500 psc @ Rp. 75.000,- dengan syarat pembayaran n/5 (pembayaran diterima 5 hari dari transaksi) maka jurnalnya adalah:

Account Receivable...Rp. 37.500.000,-
Revenue.............................................Rp. 37.500.000,-


Penjelasan: Piutang bertambah didebit, Pendapatan bertambah dikredit.


# 30/01-2009 Penerimaan Cheque dari buyer atas pembayaran dari penjualan tanggal 25/01/2009 sebesar Rp. 37.500.000,-, maka jurnalnya adalah:

Bank Account............ Rp. 37.500.000,-
Account Receivable.......................Rp. 37.500.000,-


Penjelasan: Bank account bertambah didebit, Account receivable berkurang dikredit.


# 31/01-2009 Pembayaran Gaji karyawan bulan Januari 2009 sebesar Rp. 25.000.000,- ditransfer ke rekening karyawan via bank, maka jurnalnya adalah:

Salary Expense.......Rp. 25.000.000,-
Bank Account...............................Rp. 25.000.000,-


Penjelasan: Expense bertambah didebit, Bank account berkurang dikredit.


Ya, ini saya sajikan contoh-contoh pencatatan jurnal yang sederhana, mudah-mudahan dapat dipahami. Seandainya anda sudah paham sampai pembahasan ini, nanti kita ketemu lagi di posting berikutnya. Ok? See you...

Jumat, 28 Agustus 2009

Siklus Akuntansi (The teory)


Siklus akuntansi adalah suatu proses penyediaan laporan keuangan
perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Siklus ini dimulai dari terjadinya
transaksi, sampai penyiapan laporan keuangan pada akhir suatu periode.

Siklus akuntansi dapat dinyatakan sebagai berikut:

1. Transaksi Usaha ;
2. Pembuatan Bukti Asli;
3. Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal);
4. Pencatatan ke Buku Besar dan Buku Tambahan;
5. Neraca Lajur Penyesuaian;
6. Laporan Keuangan;
7. Jurnal Penutup;
8. Neraca Saldo setelah penutupan.

1. TRANSAKSI
Transaksi usaha adalah kejadian yang dapat mempengaruhi posisi keuangan
dari suatu badan usaha dan juga sebagai hal yang handal/wajar untuk dicatat.

Transaksi ini biasanya dibuktikan dengan adanya dokumen. Sebagai contoh transaksi yang dapat terjadi dalam suatu perusahaan adalah:

pembayaran rekening telepon bulanan, pembelian barang dagangan secara kredit,
pembelian tanah dan gedung, dan lain sebagainya.
Suatu transaksi tertentu dapat menimbulkan peristiwa atau keadaan yang
mengakibatkan transaksi lainnya. Misalnya, pembelian barang dagangan secara kredit
akan disusul dengan transaksi lainnya, yaitu pembayaran kepada kreditor.

2. PEMBUATAN BUKTI ASLI.

Sebagaimana disebutkan diatas transaksi yang terjadi biasanya dibuktikan
dengan adanya dokumen. Suatu transaksi baru dikatakan sah atau benar bila
didukung oleh bukti- bukti yang sah, akan tetapi harus pula disadari bahwa ada
transaksi-transaksi yang tidak mempunyai bukti secara tertulis, misalnya pencurian
barang dagangan. Transaksi ini merupakan transaksi yang bersifat luar biasa.
Semua transaksi baik yang terjadi secara rutin atau tidak merupakan bahan
untuk menyusun laporan keuangan dengan jalan mencatat dan mengolah transaksi itu
lebih lanjut.

Bukti-bukti asli yang dapat mendukung setiap terjadinya transaksinya
transaksi antara lain : kwitansi, faktur dan bentuk – bentuk lain.

❖ Kwitansi
Kwitansi merupakan bukti bahwa seseorang atau badan hukum telah
menerima sejumlah uang tunai.

❖ Faktur Penjualan atau Pembelian
Setiap penjualan secara kredit memerlukan bukti yang disebut faktur. Bagi si
penjual faktur tersebut merupakan faktur penjualan sebaliknya faktur yang
dikirimkan kepada sipembeli merupakan faktur pembelian.

❖ Bukti-bukti lain
Disamping kwitansi dan faktur terdapat bukti lain, misalnya: nota-nota dari
Bank (nota debet atau nota kredit) , serta bukti pengirirnan atau penerimaan
barang

3. PENCATATAN DALAM BUKU HARIAN (JURNAL).
Transaksi dicatat pertama kali yang disebut Buku Harian (Jurnal). Jurnal
adalah suatu catatan kronologis dari transaksi entitas.

Sebagaimana di tunjukkan oleh nama-nma kolom, jurnal memberikan
informasi berikut:

❖ Tanggal, merupakan hal yang sangat penting karena memungkinkan kapan
terjadinya transaksi
❖ Nama perkiraan.
❖ Kolom debet, menunjukkan jumlah yang didebet
❖ Kolom kredit, menunjukkan jumlah yang dikredit.

Proses pencatatan mengikuti lima langkah berikut ini:

a) Mengidentifikasikan transaksi dari dokumen sumbernya, misalnya dari slip
deposito bank, penerimaan penjualan dan cek.
b) Menentukan setiap perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut dan
mengklasifikasikan berdasarkan jenisnya (aktiva, kewajiban atau modal).
c) Menetapkan apakah setiap perkiraan tersebut mengalami penambahan atau
pengurangan yang disebabkan oleh transaksi itu.
d) Menetapkan apakah harus mendebet atau mengkredit perkiraan.
e) Memasukkan transaksi tersebut kedalam jurnal.

4. PENCATATAN BUKU BESAR DAN BUKU TAMBAHAN.

a. Buku Besar (Ledger)

Untuk memudahkan menyusun informasi yang akan diberikan kepada pihak-
pihak yang memerlukannya terutama pimpinan perusahaan rnaka perkiraan-
perkiraan yang sudah dihimpun didalam buku harian tersebut harus pula dipisah-
pisahkan atau digolongkan menurut jenisnya. Menggolongkan perkiraan menurut
jenis perkiraan tersebut dinamakan menyusun buku besar besar itu merupakan
penggolongan perkiraan menurut jenisnya.

Jumlah buku besar yang dimiliki perusahaan tergantung pada banyaknya jenis
perkiraan yang ditimbulkan oleh transaksi-transaksi perusahaan tersebut, karena
masing-masing jenis besarnya sendiri- sendiri.

Judul kolom yang mengidentifikasikan perkiraan buku besar menampilkan:
Tanggal, Kolom item, Kolom debet, berisi jumlah yang didebet, dan Kolom kredit,
berisi jumlah yang dikredit.

Pemindah bukuan perkiraan memiliki buku berarti memindahkan jumlah dari
jurnal kedalam perkiraan yang sesuai dalam buku besar. Debet dalam jurnal
dipindahkan sebagai debet dibuku besar, dan kredit dalam jurnal dipindahkan sebagai
kredit dalam buku besar. Transaksi investasi awal oleh Yudi Makrnur akan
dipindahkan kebuku besar.

b. Buku Tambahan (Sub Ledger)

Beberapa perkiraan memerlukan penjelasan secara terperinci untuk
mendukung pas-pas Neraca dan Perhitungan Laba-Rugi. Pada perkiraan piutang
diperlukan penjelasan kepada siapa kita berpiutang (nama langganan) dan berapa
saldo masing-masing langganan. Pada perkiraan hutang diperlukan penjelasan kepada
siapa kita berhutang (nama kreditur) dan berapa saldo masing-masing kreditur.

Untuk mengetahui perubahan saldo dari tiap-tiap langganan/ kreditur
dibukalah perkiraan untuk tiap langganan/kreditur. Kumpulan yang dari terpisah
perkiraan ini disebut buku besar tambahan (buku tambahan) . Perkiraan masing-masing langganan yang membentuk buku besar tambahan disebut buku besar
langganan (buku besar piutang). Demikian juga perkiraan masing-masing kreditor
yang membentuk buku besar tambahan disebut buku besar kreditor (buku besar
hutang).

5. NERACA LAJUR

Setelah seluruh transaksi selama periode dibukukan di buku besar, dihitung.
Setiap saldo masing-masing perkiraan dapat perkiraan akan memiliki saldo debet,
kredit, atau nol. Neraca saldo adalah suatu daftar dari saldo-saldo perkiraan ini, dan
karenanya menunjukkan apakah total debet sama dengan total kredit. Jadi suatu
neraca saldo merupakan suatu alat untuk mengecek atas kecermatan pencatatan dan
pembukuan.

6. LAPORAN KEUANGAN

Cara penyiapan laporan keuangan yang terbaik adalah mempersiapkan
laporan laba rugi terlebih dahulu, disusul dengan laporan perubahan posisi keuangan
dan terakhir adalah neraca. Elemen penting yang harus ada dalam laporan keuangan
adalah: nama perusahaan, nama laporan, tanggal atau periode yang dicakup laporan,
rangka laporan tersebut.

7. JURNAL PENUTUP

Jurnal Penutup ialah ayat jurnal yang memindahkan nilai sisa pendapatan,
beban, dan pengambilan pribadi dari masing-masing perkiraan ke dalam perkiraan
modal.

Pendapatan yang akan menambah modal pemilik dan beban serta
pengambilan pribadi akan mengurangi modal pemilik. Pada saat ayat penutup
dipindah bukukan maka perkiraan modal akan menyerap dampak dari nilai sisa
perkiraan sementara tersebut. Walau demikian, pendapatan dan beban akan
dipindahkan terlebih dahulu kedalam perkiraan yang bernama Ikhtisar Laba Rugi,
yang akan mengumpulkan jumlah total debet dari seluruh jumlah beban dan total
kredit dari seluruh jumlah pendapatan pada periode tersebut. Perkiraan Ikhtisar lata
rugi merupakan suatu "tempat penyimpanan" sementara yang akan digunakan pada
proses penutupan. Kemudian nilai sisa dari Ikhtisar laba rugi tersebut akan
dipindahkan kedalam modal. Langkah-langkah penutupan perkiraan suatu perusahaan
adalah sebagai berikut:

1) Mendebet setiap perkiraan Pendapatan sebesar nilai sisa kreditnya.

Mengkredit Ikhtisar laba rugi sebesar jumlah total pendapatan. Ayat jurnal ini
memindahkan jumlah total pendapatan kedalam sisi kredit dari Ikhtisar laba
rugi.

2) Mengkredit setiap perkiraan beban sebesar nilai sisa debetnya.

Mendebet Ikhtisar laba rugi sebesar jumlah total beban. Ayat jurnal ini memindahkan
jumlah total beban ke dalam sisi debet dari Ikhtisar laba rugi.

Kamis, 27 Agustus 2009

Persamaan Akuntansi Edisi Pendekatan Praktek


Hari ini saya sedang konsen membuat jurnal kas, setiap orang accounting atau orang yang belajar akunting tahu, apa itu Jurnal. Sebelum kita bahas ke jurnal akuntansi, ada baiknya saya mau menjelaskan "Persamaan Akuntansi" dibahas dari pendekatan praktek.


Pembahasan ini merupakan salah satu pondasi dari akuntansi, saya ingat ketika saya masih kuliah, jurnal akuntansi tidak bisa saya kerjakan karena saya belum paham persamaan akuntansi nya.

Mungkin anda masih ingat di posting sebelumnya ada persamaan seperti akun dibawah ini:

Asset (Harta) = Liabilities (Kewajiban) + Capital (Modal)

atau kita bisa ganti persamaannya seperti ini:

Asset - Liabilities = Capital

atau...

Capital = Asset - Liabilities

Ok, jika anda sudah mengerti dengan persamaan diatas, saya akan coba dengan memasukan perlakuan akuntansi terhadap persamaan tersebut, yaitu sebagai berikut:



1. Asset bertambah = debit, Asset berkurang = kredit;

2. Liabilities bertambah = kredit, Liabilities berkurang = debit;

3. Capital bertambah = kredit, Capital berkurang = debit.


Bagaimana rekan rekan, mungkin anda sudah memahami sampai penjelasan diatas ?..

Sekarang saya akan coba memasukan transaksi ke dalam persamaan diatas disertai dengan perlakuan akuntansinya. Pada kasus dibawah ini:

1. "Mr jo mendirikan pabrik garment (pakaian jadi) PT X, dengan menyetor modal sebesar Rp. 1.000.000,-...

Maka persamaannya seperti ini:

Rp. 1.000.000,- (Asset) = 0 (Liabilities) + Rp. 1.000.000,- (Capital)


Penjelasan: Cash bertambah sebesar Rp. 1.000.000,- dan Capital bertambah sebesar Rp. 1.000.000,-.

2. PT X membeli tanah dan bangunan sebagai Asset awal perusahaan Rp. 500.000,- secara kredit...

Maka persamaannya akan seperti ini:

Rp. 1.000.000,- + Rp. 500.000,- (Asset) = Rp. 500.000,- (Liabilities) +Rp. 1.000.000,- (Capital).


Penjelasan: Asset bertambah sebesar Rp. 500.000,- & Liabilities bertambah sebesar Rp. 500.000,- juga.

Inti dari kasus diatas, bahwa setiap ada transaksi, keadaan antara kiri (Asset) dan kanan (Liabilities & Capital) harus selalu sama. Adanya perlakuan debit atau kredit pada akuntansi, total akhirnya harus selalu sama. Makanya pada waktu kuliah, saya masih ingat akuntansi disebut juga pembukuan berpasangan.

Contoh diatas hanya ada 3 pokok akun, yaitu Asset, Liabilities & Capital. Jika kita kembangkan lagi ada beberapa akun lagi, diantaranya Revenue & Expense.

Revenue & Expense merupakan akun yang disediakan sebagai pengurang atau penambah pada Capital. Jadi persamaan akuntansinya sebagai berikut:


Asset = Liabilities + (Capital + Revenue -Expense)


Sebelum menjelaskan ke contoh kasus, akan saya coba saya jelaskan dulu perlakuan akuntansinya:


1. Revenue bertambah = kredit, Revenue berkurang = debit;


2. Expense bertambah = debit, Expense berkurang = kredit.


Maka perlakuan akuntansi diatas, apabila kita ambil contoh terakhir diatas, dengan tambahan asumsi :

PT X mengeluarkan biaya untuk keperluan kantor sebesar Rp. 50.000,- maka persamaannya adalah:


(Rp. 1.000.000,- - Rp. 50.000,-) + Rp. 500.000,- (Asset) = Rp. 500.000,- +(Rp. 1.000.000,- + 0 - Rp. 50.000,-)


Penjelasan: Cash berkurang Rp. 50.000,- dan Expense bertambah mengurangi modal Rp. 50.000,-

Untuk Revenue akan saya bahas pada posting yang lain, dengan topik yang lebih relevan.

Sampai ketemu pada pembahasan berikutnya, ayo kita sama-sama belajar untuk mengembangkan potensi diri dan untuk lebih memajukan bangsa ini.

Selasa, 25 Agustus 2009

Sistem Akuntansi


Metode dan prosedur untuk mencatat dan melaporkan informasi keuangan yang disediakan bagi perusahaan atau suatu organisasi bisnis disebut sistem akuntansi. Sistem akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan besar sangat kompleks. Kompleksitas sistem tersebut disebabkan oleh kekhususan dari sistem yang didisain untuk suatu organisasi bisnis sebagai akibat dari adanya perbedaan kebutuhan akan informasi oleh manajer, bentuk dan jalan transaksi laporan keuangan. Sistem akuntansi terdiri atas dokumen bukti transaksi, alat-alat pencatatan, laporan dan prosedur yang digunakan perusahaan untuk mencatat transaksi-transaksi serta melaporkan hasilnya.


Operasi suatu sistem akuntansi meliputi tiga tahapan:


1. Harus mengenal dokumen bukti transaksi yang digunakan oleh perusahaan, baik mengenai jumlah fisik mupun jumlah rupiahnya, serta data penting lainnya yang berkaitan dengan transaksi perusahaan.
2. Harus mengelompokkan dan mencatat data yang tercantum dalam dokumen bukti transaksi kedalam catatan-catatan akuntansi.
3. Harus meringkas informasi yang tercantum dalam catatan-catatan akuntansi menjadi laporan-laporan untuk manajemen dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.


Desain Sistem


Sistem akuntansi di disain harus memenuhi spesifikasi informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan, asalkan informasi tersebut tidak terlalu mahal. Dengan demikian, pertimbangan utama dalam mendisain sistem akuntansi adalah keseimbangan antara manfaat dan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh informasi tersebut.


Agar efektif, laporan yang disajikan oleh sistem akuntansi harus dibuat secara tepat waktu, jelas dan konsisten. Laporan yang disajikan dengan pengetahuan dan kebutuhan pemakai agar dapat digunakan sebagai pertimbangan didalam pengambilan keputusan.


Disainer (perancang) sistem harus memiliki pengetahuan untuk membedakan sistem akuntansi dan metode pemrosesan data baik pemrosesan data secara manual maupun dengan menggunakan komputerisasi. Kemampuan untuk membedakan pemrosesan transaksi secara manual dan komputer cukup penting, karena pada organisasi bisnis tertentu tidak semua transaksi dapat di proses dengan komputer dan kemampuan disainer sistem dalam mengevaluasi alternatif-alternatif yang dipertimbangkan pengetahuan akan prinsip-prinsip dasar sistem akuntansi. Singkatnya, prinsip dasar yang terkandung dalam sistem akuntansi yang baik kemungkinan besar sistem yang didisain pada perusahaan tertentu akan mengalami kesulitan ketika diterapkan.


Implementasi sistem


Implementasi sistem bukan hanya merupakan tanggung jawab personel yang ada pada bagian tertentu, tetapi semua personil harus bertanggung jawab terhadap pengoperasian sistem. Pengoperasian sistem harus secara hati-hati dan selalu dilakukan supervisi atas sistem tersebut sebelum dioperasikan sepenuhnya.
Sumber: Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Gambaran Umum Akuntansi


A. Pengertian Akuntansi


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi mengakibatkan terjadinya perluasan pada semua kegiatan bidang usaha. Perluasan kegiatan usaha mengakibatkan pencatatan dan standar akuntansi semakin berkembang.
Perkembangan tersebut mempengaruhi pengertian akuntansi itu sendiri. Oleh karenanya, pengertian akuntansi bergantung dari sudut mana kita melihatnya.

Dipandang dari sudut fungsinya


Akuntansi merupakan aktivitas jasa yang menyediakan informasi yang penting sebagai alat penilaian jalannya perusahaan. Dengan demikian, pihak-pihak yang berkepentingan atas informasi tersebut dapat membuat pertimbangan-pertimbangan agar dapat mengambil keputusan yan tepat.



Dipandang dari sudut kegiatannya



Akuntansi merupakan suatu proses pencatatan yang meliputi kegiatan identifikasi, pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi.

Pengertian akuntansi berdasarkan kedua sudut pandang tersebut ternyata hampir sama denganm definisi akuntansi menurut American Accounting Association yang diterjemahkan sebagai berikut:

“Akuntansi adalah proses identifikasi, pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi untuk memungkinkan pembuatan keputusan yang jelas dan tegas oleh pemakai informasi tersebut.”

Pengertian akuntansi bila dipandang dari sudut kegiatannya adalah meliputi proses pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran dan penyajian laporan mengenai transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu periode tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode diproses dalam beberapa tahap kegiatan yang merupakan suatu siklus.

Siklus yang terjadi dalam penyajian laporan keuangan dinamakan siklus akuntansi. Siklus akuntansi tersebut mencakup kegiatan-kegiatan berikut:

1. Pengidentifikasian
2. Pencatatan
3. Penggolongan
4. Pengikhtisaran
5. Penyusunan Laporan



B. Para Pemakai Informasi Akuntansi



Bentuk penyajian laporan keuangan dapat berupa laporan lab/rugi, laporan perubahan modal dan neraca, yang disesuaikan dengan kebutuhan pihak-pihak yang membutuhkan dan berkepentingan terhadap informasi akuntansi tersebut.
Pihak-pihak yang membutuhkan informasi dari laporan akuntansi adalah sebagai berikut:


1. Pemimpin Perusahaan, yaitu sebagai:



a. bukti pertanggungjawaban kepada pemilik perusahaan;
b. dasar pertimbangan dalam menetapkan rencana maupun strategi yang akan diterapkan pada masa mendatang;
c. alat untuk menilai pelaksanaan kegiatan perusahaan secara keseluruhan;
d. alat untuk mengukur biaya-biaya dari kegiatan perusahaan.


2. Pemilik Perusahaan, yaitu sebagai:


a. alat untuk menilai keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan;
b. alat untuk menilai penambahan modal, perkiraan perolehan keuntungan pada masa mendatang.


3. Kreditur, yaitu sebagai:


a. alat untuk menentukan layak atau tidaknya perusahaan tersebut diberi pinjaman atau kredit;
b. alat untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan tersebut untuk membayar cicilan beserta bunganya.


4. Karyawan, yaitu sebagai:


a. alat untuk melihat prospek perusahaan yang bersangkutan di masa mendatang, sebelum memutuskan untuk ikut ambil bagian dalam perusahaan tersebut;
b. alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan gaji atau upah kepada pegawainya.


5. Pemerintah, yaitu sebagai:


a. alat untuk menentukan besarnya pajak yang dibebankan kepada perusahaan tersebut;
b. dasar bagi data statistik pemerintah untuk kepentingan perencanaan selanjutnya.


Sumber: Arief Wibowo, S.Kom

Jumat, 21 Agustus 2009

Persamaan Akuntansi


Dalam persamaan Akuntansi, bagian yang dimiliki perusahaan diberi nama asset (harta) di sisi kiri dan di sisi kanan terdapat sumber harta yang terdiri dari hak kreditur atau disebut kewajiban (liabilities) dan hak pemilik yang disebut equities atau Capital (modal).

Harta = Kewajiban + Modal

Dalam membuat jurnal transaksi baik dengan sistem manual atau komputer, persamaan akuntansi di atas akan selalu digunakan. Harta akan bernilai positif jika di debit (masuk) dan bernilai negatif jika di kredit (keluar), namun sebaliknya untuk kewajiban dan modal, akan bernilai negatif jika di debit dan bernilai positif jika di kredit.

Lalu bagaimana dengan Laba-Rugi ? sebenarnya laba-rugi merupakan bagian dari neraca, namun hanya nilai laba bersihnya saja yang ditampilkan dalam kelompok Modal. Laba bersih diperoleh dari jumlah seluruh pendapatan dikurangi dengan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode. Jika terjadi transaksi pendapatan maka perkiraan pendapatan akan dikredit dan jika terjadi transaksi pengeluaran biaya operasi atau beban (expense) maka perkiraan beban di kredit.

Sumber: http://www.zahiraccounting.com/

Pengertian dan Penjelasan Dasar Akuntansi


A. Pengertian dan Definisi Akuntansi

Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.

B. Fungsi Akuntansi

Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.

C. Laporan Dasar Akuntansi

Pada dasarnya proses akuntansi akan membuat output laporan rugi laba, laporan perubahan modal, dan laporan neraca pada suatu perusahaan atau organisasi lainnya. Pada suatu laporan akuntansi harus mencantumkan nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal penyusunan atau jangka waktu laporan tersebut untuk memudahkan orang lain memahaminya. Laporan dapat bersifat periodik dan ada juga yang bersifat suatu waktu tertentu saja.

Sumber: http://organisasi.org/

Rabu, 19 Agustus 2009

Prinsip akuntansi


Di bidang akuntansi dan keuangan terutama audit di Indonesia, dikenal istilah “prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia” (merupakan padanan dari frasa “generally accepted accounting principles”) adalah suatu istilah teknis akuntansi yang mencakup konvensi aturan, dan prosedur yang diperlukan untuk membatasi praktik akuntansi yang berlaku umum di wilayah tertentu pada saat tertentu. Prinsip akuntansi yang berlaku umum di suatu wilayah tertentu mungkin berbeda dari prinsip akuntansi yang berlaku di wilayah lain. Oleh karena itu, untuk laporan keuangan yang akan didistribusikan kepada umum di Indonesia, harus disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Sesuai standar pelaporan pertama dari standar auditing, auditor dalam laporannya akan mengungkapkan dalam apakah laporan keuangan yang diaudit telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Sumber: Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas