Rabu, 30 April 2014

Tentang Laporan keuangan Konsolidasi

Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan laporan yang menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi dari sebuah grup perusahaan, terdiri dari induk perusahaan dan satu atau lebih anak perusahaan yang menjadi satu laporan group perusahaan.



Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi, yaitu agar dapat memberikan gambaran yang obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas dari satu perusahaan (economic entity) yang terdiri atas sejumlah perusahaan yang berhubungan istimewa, dimana laporan konsolidasi keuangan diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak - pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi juga.

Manfaat disusunnya Laporan Keuangan Konsolidasi adalah:
  1. Untuk kepentingan jangka panjang, efek anak perusahaan terhadap induk
  2. Memberikan informasi terkini bagi manajemen induk perusahaan tehadap kinerja grup (anak) perusahaan
  3. Kepentingan informasi pihak luar

Secara umum, prosedur dan proses pembuatan Laporan Keuangan Konsolidasi diawali dengan penggabungan dengan cara menambahkan secara bersama - sama Laporan Keuangan yang terpisah yang terdiri dari dua entitas atau lebih. Kemudian, dilakukan penyesuaian dan eliminasi terhadap transaksi yang terjadi di dalam satu grup.

Selasa, 29 April 2014

Penyusutan Aktiva Tetap

Penyusutan adalah salah satu konsekuensi akibat dari penggunaan aktiva tetap. Di mana aktiva tetap akan cenderung mengalami penurunan fungsi. Pengertian penyusutan menurut penalaran umum adalah cadangan yang akan diperuntukan untuk membeli aktiva baru guna menggantikan aktiva lama yang tidak produktif. Sedangkan pengertian menurut akuntansi, penyusutan adalah pengalokasian harga perolehan aktiva tetap ke dalam harga pokok produksi, atau biaya operasional yang disebabkan penggunaan aktiva tetap tersebut.



Aktiva tetap akan mengalami penyusutan dari suatu periode ke periode berikutnya, jadi nilai kegunaan dari aktiva tetap akan terus berkurang dari suatu periode ke periode berikutnya, kecuali tanah.


Dalam suatu periode tertentu apabila sudah digunakan atau dimanfaatkan maka nilai aktiva tetap akan mengalami penurunan. Aktiva tetap yang nilainya tidak akan berkurang, bahkan nilainya cenderung bertambah atau semakin tinggi adalah tanah. Seiring dengan bertambahnya waktu, nilai dari sebidang tanah akan mengalami penambahan atau semakin tinggi.


Penyusutan aktiva tetap terjadi karena berkurangnya nilai kegunaan dari aktiva tetap yang disebabkan karena adanya pemakaian aktiva tetap tersebut. Penyusutan dikenal juga dengan istilah depresiasi yaitu pengalokasian aktiva tetap yang disebabkan adanya penurunan nilai dari aktiva tetap tersebut. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengetahui besarnya penyusutan atau depresiasi, diantaranya metode metode garis lurus, metode jumlah angka tahun, metode menurun berganda, metode satuan jam kerja dan metode satuan hasil produksi.

Senin, 28 April 2014

Tentang Akuntansi Piutang

A. Prosedur Pencatatan Piutang

Prosedur pencatatan piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada setiap debitur. Mutasi piutang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari debitur, retur penjualan, dam penghapusan piutang.

B. Informasi Yang Diperlukan Oleh Manajemen

Informasi mengenai piutang yang dilaporkan kepada manajemen adalah:
1. Saldo piutang pada saat tertentu kepada setiap debitur.
2. Riwayat pelunasaan piutang yang dilakukan oleh setiap debitur
3. Umur piutang kepada setiap debitur pada saat tertentu

Dalam akuntansi piutang, secara periodik dihasilkan peernyataan piutang yang dikirimkan kepada setiap debitur. Pernyataan piutang ini merupakan unsur pengendalian intern yang baik dalam pencatatan piutang, dengan mengirimkan secara periodik pernyataan piutang kepada setiap debitur, catatan piutang perusahaan diuji ketelitiannya dengan menggunakan tangapan yang diterima dari debitur dari pengiriman pernyataan tersebut dan dapat menimbulkan citra yang baik dimatta para debitur mengenai keandalaan pertanggungjawaban keuangan perusahaan.
Untuk mengetahui status piutang dan kemungkinan tertagih dan tidaknya piutang, secara periodik fungsi pencatatan piutang menyajikan informasi umur piutang setiap debitur kepada manajer keungan. Daftar umur piutang ini merupakan laporan yang dihasilkan dari kartu piutang.

C. Dokumen Piutang

Dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan kedalam kartu piutang adalah:
  • Faktur Penjualan, dokumen ini digunakan sebagi dasar pencatatan timbulnya piutang atas dasar transaksi penjualan kredit. Dokumen ini dilampiri dengan surat muat (bill of loading) dan surat order pengiriman sebagai dokumen pendukung untuk mencatat transaksi penjualan kredit;
  • Bukti Kas Masuk, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan berkurangnya piutang dari transaksi pelunasan piutang dari transaksi pelunasan piutang oleh debitur;
  • Memo Kredit, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan retur penjualan. Dokumen ini dikeluarkan oleh bagian order penjualan;
  • Bukti Memorial (Journal Voucher), bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar pencatatan transaksi kedalam jurnal umum. Dokumen inidigunakan sebagai dasar pencatatan penghapusan piutang. Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi kredit yang memberikan otorisasi penghapusan piutang yang sudah tidak dapat ditagih lagi.

D. Catatan Akuntansi

Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang menyangkut piutang adalah:
  • Jurnal Penjualan, catatan ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penjualan kredit;
  • Jurnal Retur Penjualan, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi retur penjualan;
  • Jurnal Penerimaan Kas, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penerimaan kas dari debitur;
  • Kartu Piutang, catatan akuntansi ini digunakan untu mencatat mutasi dan saldo piutang kepada debitur.

E. Organisasi

Tugas fungsi akuntansi dalam hubungannya dengan pencatatan piutang adalah:
  • Menyelenggarakan catatan piutang kepada setiap debitur, yang dapat berupa kartu piutang yang merupakan buku pembantu piutang, yang digunakan untuk merinci rekening kontro piutang dalam buku besar, atau berupa arsip faktur terbuka (open invoice file), yang berfungsi sebagai buku pembantu piutang;
  • Menghasilkan pernyataan piutang (account receivable statement) secara periodik dengan mengirimkannya kesetiap debitur;
  • Menyelenggarakan catatan riwayat krredit setiap debitur untuk memudahkan penyediaan data guna memutuskan pemberian kredit kepada pelanggan dan guna mengikuti data penagihan dari setiap debitur.

Minggu, 27 April 2014

Tentang Audit

Audit atau pemeriksaan merupakan evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor.

Menurut Mulyadi :


“Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian haisl-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan”.


Secara umum pengertian di atas dapat diartikan bahwa audit adalah proses sistematis yang dilakukan oleh orang yang  kompeten dan independen dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti dan bertujuan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Dalam melaksanakan audit faktor-faktor berikut harus diperhatikan:

  • Dibutuhkan informasi yang dapat diukur dan sejumlah kriteria (standar) yang dapat digunakan sebagai panduan untuk mengevaluasi informasi tersebut;
  • Penetapan entitas ekonomi dan periode waktu yang diaudit harus jelas untuk menentukan lingkup tanggungjawab auditor;
  • Bahan bukti harus diperoleh dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk memenuhi tujuan audit;
  • Kemampuan auditor memahami kriteria yang digunakan serta sikap independen dalam mengumpulkan bahan bukti yang diperlukan untuk mendukung kesimpulan yang akan diambilnya.


Pengertian dan jenis-jenis audit


Audit pada umumnya dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :

  1. audit laporan keuangan;
  2. audit kepatuhan;
  3. dan audit operasional.


1. Audit laporan keuangan (financial statement audit).

Audit keuangan adalah audit terhadap laporan keuangan suatu entitas (perusahaan atau organisasi) yang akan menghasilkan pendapat (opini) pihak ketiga mengenai relevansi, akurasi, dan kelengkapan laporan-laporan tersebut.


Audit keuangan umumnya dilaksanakan oleh kantor akuntan publik atau akuntan publik sebagai auditor independen dengan berpedoman pada standar profesional akuntan publik.


Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor eksternal terhadap laporan keuangan kliennya untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan tersebut  disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Hasil audit lalu dibagikan kepada pihak luar perusahaan seperti kreditor, pemegang saham, dan kantor pelayanan pajak.


2. Audit kepatuhan (compliance audit).

Audit Ketaatan adalah proses kerja yang menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur, standar, dan aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang.


Audit ini bertujuan untuk menentukan apakah yang diperiksa sesuai dengan kondisi, peratuan, dan undang-undang tertentu. Kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam audit kepatuhan berasal dari sumber-sumber yang berbeda. Contohnya ia mungkin bersumber dari manajemen dalam bentuk prosedur-prosedur pengendalian internal. Audit kepatuhan biasanya disebut fungsi audit internal, karena oleh pegawai perusahaan.


3. Audit operasional (operational audit).

Audit operasional merupakan penelahaan secara sistematik aktivitas operasi organisasi dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Dalam audit operasional, auditor diharapkan melakukan pengamatan yang obyektif dan analisis yang komprehensif terhadap operasional-operasional tertentu. Tujuan audit operasional adalah untuk :

  • Menilai kinerja, kinerja dibandingkan dengan kebijakan-kebijakan, standar-standar, dan sasaran-sasaran yang ditetapkan oleh manajemen;
  • Mengidentifikasikan peluang dan;
  • Memberikan rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut. Pihak-pihak yang mungkin meminta dilakukannya audit operasional adalah manajemen dan pihak ketiga. Hasil audit operasional diserahkan kepada pihak yang meminta dilaksanakannya audit tersebut.