Ketika melakukan pencatatan
akuntansi, basis akuntansi dan fokus pengukuran merupakan dua hal yang penting.
Basis akuntansi menentukan kapan transaksi dan peristiwa yang terjadi diakui
atau dicatat, sedangkan fokus pengukuran menentukan aset atau kewajiban apa
saja yang akan diakui dalam neraca. Kedua hal ini juga saling berkaitan. Ketika
basis kas dipilih, maka transaksi dicatat pada saat kas diterima dan dibayarkan
sehingga hanya akun kas dan ekuitas yang dilaporkan dalam Neraca. Lain halnya
ketika basis akrual yang digunakan, transaksi akan dicatat jika secara ekonomi
telah terjadi, tanpa harus menunggu kas diterima atau dibayarkan. Akibatnya,
dengan basis akrual ini, akun-akun yang dilaporkan dalam Neraca tidak sebatas
akun kas saja, namun semua sumber daya yang dimiliki, utang, dan ekuitas.
Keunggulan penggunaan basis akrual
ini adalah informasi yang disajikan dalam Neraca akan lebih komprehensif karena
mempresentasikan seluruh sumber daya yang dimiliki entitas. Sayangnya, basis
akrual sepenuhnya ini belum bisa diterapkan oleh semua entitas akuntansi.
Entitas pemerintah merupakan entitas yang memiliki karakteristik unik dalam
basis akuntansinya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 yang
mengatur Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), basis akuntansi yang digunakan
entitas pemerintah adalah basis kas menuju akrual (cash toward accrual).
Dengan basis ini, aset, kewajiban, dan ekuitas dana dicatat dengan berbasis
akrual sedangkan komponen Laporan Realisasi Anggaran seperti pendapatan,
belanja, dan pembiayaan dicatat dengan basis kas.
Konsekuensi dari penggunaan basis
kas menuju akrual ini adalah dibutuhkannya penggunaan jurnal korolari. Untuk
memudahkan pemahaman, penulis akan memberikan bagaimana jurnal korolari ini
digunakan.
Contoh pertama, misalnya terjadi
transaksi pembelian kendaraan senilai 100.000.000 secara tunai. Karena segala
pengeluaran yang melibatkan kas harus disajikan dalam Laporan Realisasi
Anggaran dengan basis kas, maka transaksi ini akan dicatat dengan cara:
Dr.
Belanja Kendaraan
|
Rp100.000.000
|
Cr.
Kas
|
Rp
100.000.000
|
Belanja kendaraan merupakan akun
nominal yang akan disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, sedangkan kas merupakan
akun riil yang akan disajikan dalam Neraca. Akibatnya, apabila hanya jurnal
tersebut yang dibuat, maka hanya akun kas yang disajikan sebagai bagian aktiva
Neraca. Padahal, menurut SAP, Neraca pemerintah harus disajikan dengan basis
akrual atau memperesentasikan semua sumber daya yang dimiliki dan tidak
terbatas kas saja. Karena itulah, dibutuhkan jurnal tambahan yaitu jurnal
korolari sebagai solusi penerapan basis kas menuju akrual ini. Masih mengacu
pada transaksi di atas, maka pencatatan yang sebaiknya adalah:
Dr.
Belanja Kendaraan
|
Rp.
100.000.000
|
Cr.
Kas
|
Rp.
100.000.000
|
|
|
Jurnal
Korolari:
|
|
Dr.
Kendaraan
|
Rp.
100.000.000
|
Cr. Ekuitas dana yang
diinvestasikan dalam aset tetap
|
Rp.
100.000.000
|
Dengan adanya jurnal korolari,
belanja kendaraan telah sesuai dicatat dengan basis kas dan disajikan dalam
Laporan Realisasi Anggaran. Disisi lain, Neraca telah disajikan dengan basis
akrual karena mempresentasikan semua sumber daya yang dimiliki dimana akun yang
disajikan dalam Neraca tidak hanya kas dan ekuitas dana, tetapi juga aset tetap
seperti kendaraan.
Contoh lain, misalnya Pemerintah
Daerah melakukan pinjaman kepada Pemerintah Pusat sebesar Rp 50.000.000 yang
akan jatuh tempo dalam lima tahun mendatang dengan bunga pinjaman 10% per
tahun. Pembayaran bunga dilakukan setiap tahun pada tanggal 15 januari. Jurnal
yang akan dibuat pada akhir tahun berdasarkan basis akrual adalah pengakuan
utang bunga yaitu sebesar Rp 5.000.000 (10%*Rp50.000.000). Jurnalnya sebagai
berikut:
Jurnal
Korolari:
|
|
Dr.
Ekuitas dana yang harus disediakan untuk pembayaran bunga
|
Rp
5.000.000
|
Cr.
Utang bunga
|
Rp
5.000.000
|
Sedangkan jurnal yang dibuat ketika
pembayaran bunga (15 Januari) adalah:
Dr.
Belanja bunga
|
Rp
5.000.000
|
Cr.
Kas
|
Rp
5.000.000
|
Dr.
Utang bunga
|
Rp
5.000.000
|
Cr.
Ekuitas dana yang harus disediakan untuk pembayaran bunga
|
Rp
5.000.000
|
Pencatatan transaksi tersebut telah sesuai
dengan SAP karena telah menyajikan akun Neraca dengan basis akrual dan
menyajikan akun Laporan Reliasasi Anggaran dengan basis kas.
Maka dapat disimpulkan, jurnal korolari ini penting supaya transaksi yang melibatkan akun riil selain kas bisa tetap disajikan dalam Neraca dan disisi lain komponen Laporan Realisasi Anggaran seperti pendapatan, belanja, dan pembiayaan tetap dapat pula disajikan.
*Sumber: Noerdiawan, Dedi. Akuntansi
Pemerintahan. Jakarta.
Oleh: Aisyah Dian Pratiwi, S.E.
PPA FEUI
PPA FEUI